Rabu, 10 Juli 2013

Tumbuh dari Penciptaan

Bismillahirrahmanirrahim..

Aku dilahirkan sempurna, tidak ada cacat suatu apapun. Aku bersyukur kepada Tuhan atas pemberian yang sempurna. Alhamdulillah ya Rabb..

Hari demi hari berlalu meninggalkan memori yang tersimpan hingga kini, perjalanan itu jelas. Jelas saat itu dan kini.

Aku dilahirkan oleh Ibu yang memiliki suami yang berkecukupan. Keluargaku adalah keluarga yang berkecukupan, tidak terlalu berlebihan dan tidak pula kekurangan. Aku hanya memiliki seorang Kakak laki-laki. Aku kecil tumbuh sebagai anak yang tidak banyak bicara, hanya saja lebih banyak berimajinasi. Lebih banyak menghayal menjadikanku tidak banyak teman yang dapat kuajak bermain sebagai seorang anak laki-laki saat itu. Hal itu menjadikan aku lebih akrab kepada anak perempuan dalam permainan, dalam berbicarapun aku lebih nyaman berbincang dengan perempuan. 


Aku tahu, bahwa instinct-lah yang membawaku pada rasa penasaran terhadap perasaan suka pada pakaian dalam wanita Ibuku saat itu. Ya.. Aku menyukai bahkan mungkin mencintai pakaian dalam wanita, dan aku adalah laki-laki. Mungkin semua orang yang tidak mengalami atau merasakan apa yang aku rasakan akan mengatakan aku ini aneh, tidak normal, gila, atau apalah. Bagaimana mungkin sebuah perilaku manusia yang diciptakan berbeda oleh Tuhan-Nya disamakan satu dengan yang lainnya dengan mengelompokkannya pada sebuah kelompok "Normal". Kenormalanku adalah perilaku apa yang aku aku jalani berdasarkan pemikiran dan perasaan yang aku miliki.

Ilustrasi pakaian wanita yang aku sukai
Seingatku saat itu aku masih ditandai dengan umur 4 atau 5 tahun, aku tak ingat pasti kapan permulaan itu muncul. Dikala Sepi aku beranikan untuk membuka lemari pakaian Ibuku dimana Ia menyimpan seluruh pakaian yang dimilikinya. Tak ada yang mengajariku, tak ada yang menyuruhku, mungkin naluri atau mungkin Syaitan yang memberiku pengarahan, tak ada jawaban pasti. Yang pasti hanya sebuah ketenangan, kehangatan, ketika aku memakai pakaian Ibuku saat itu. Mungkin itulah yang aku cari dan tak ku dapatkan sepenuhnya dari orang-orang disekirku saat itu. Karena kedua orang tuaku adalah pekerja yang mengharuskan aku untuk diasuh oleh orang lain. Mungkin aku menyimbolkan Ibuku menggunakan pakaiannya sehingga aku mendapatkan yang aku butuhkan. Kenapa harus Ibu? Karena aku adalah laki-laki, dan mungkin karena aku dulu (bayi) begitu disayang yang meninggalkan kenangan saat aku tumbuh besar. Ketika Ibuku "meninggalkanku" maka aku kehilangan kasih sayang yang dulu aku rasakan, yang menjadikanku membutuhkan perwakilan yang dapat menutupi rasa kehilangan itu. Aku menemukan pada sebuah benda yang berupa pakaian dalam wanita, mengingat jenis itulah yang paling dekat dengan Ibuku.
           
.....Ruang Kosong.....

Hingga aku yang sekarang, aku masih memiliki rasa menyukai pada pakaian dalam dan bahkan lebih. Kini aku juga menyukai Rok, Blazer, Dress, Handrok, Stocking, Wig, Sexy T-shirt, Hotpant, Leging, High Heels, Make-up, produk berwarna Pink (T-shirt, kaos kaki, sarung tangan, selimut, syal, dll) dan sebagainya. Kini aku lebih nyaman (dari segi perasaan, belum dari segi sosial) berpenampilan sebagai wanita daripada berpenampilan laki-laki. Apakah aku ini Waria (atau apa istilahnya)? Jelas bukan karena waria telah ada dalam kategori transeksualis, sedangkan aku ada dalam kategori transvetis

Berikut penjelasannya :
Pertama, transeksualis, yaitu seseorang dengan jenis kelamin secara jasmani sempurna, namun secara psikis cenderung menampilkan diri sebagai lawan jenis. Kedua, tranvetis, yaitu nafsu yang patologis untuk memakai pakaian dari lawan jenis kelaminnya dan mendapat kepuasan seks dengan memakai pakaian dari jenis kelamin lainnya. Ketiga, hermafrodit, yaitu orang yang mempunyai dua jenis kelamin atau tidak kedua-duanya. Sementara di pihak lain, homoseksual yaitu relasi seks dengan jenis kelamin yang sama, atau rasa tertarik dan mencintai jenis seks yang sama secara emosional atau secara erotik. Istilah homoseksual lebih diperuntukkan kepada kaum lelaki yang tertarik pada lelaki, sementara kaum perempuan yang tertarik pada perempuan dinamakan lesbianisme


Transeksualis memiliki perasaan bahwa dirinya adalah sosok wanita yang diwadahi bentuk tubuh laki-laki, ketika perasaan sebagai wanita mendominasi maka ia akan merubah dirinya menjadi lebih feminim. Dalam proses transformasi inilah muncul perasaan suka terhadap laki-laki. Berbeda dengan Transvetis atau lebih dikenal dengan istilah Crossdresser, dimana aku masih dapat menyeimbangkan perasaan sebagai wanita dan perasaan sebagai pria. Dimana nafsu pria ku masih mendominasi, dimana aku masih menyukai wanita seutuhnya (bahkan peralatan hidupnya). Mungkin banyak pelaku transeksualis yang dulunya adalah transvetis (Crossdresser).

Bagaimanapun aku selalu normal, karena kenormalanku berbeda dengan kenormalanmu, dan kenormalanmu berbeda dengan kenormalanku. Karena aku dan kamu bukan sebuah mesin atau robot, yang setiap komponennya diciptakan sama. Karena kita adalah makhuk yang diciptakan berbeda, hanya manusia-lah yang memberi kesamaan pada kita. 

Aku ini seperti suami dan istri yang berada di sebuah rumah, kadang suami yang mendominasi, tapi akan lebih banyak wanita yang mendominasi. Sebuah perdebatan antara dua orang pada satu ruang akan lebih mudah diakhiri jika dibandingkan perdebatan dua perasaan dalam satu tubuh.

Aku hanya ingin dihargai sebagaimana aku berperilaku, karena aku hidup untuk berproses. Proses menuju tujuan yang dikehendaki Tuhan. Aku mensyukuri sebesar-besarnya syukur terhadap apa yang Tuhan Berikan, yang tuhan ciptakan, yang Tuhan tetapkan. Akupun Iklhas menjalani semuanya.

Beberapa saat sebelum men-judge-ku, pikirkanlah apakah kita (aku dan kamu) itu sama? Apakah yang aku rasakan sama dengan yang kamu rasakan? Apakah pola pikir kita sama? Apakah kita dilahirkan pada keluarga yang sama? Apakah saudaramu sama dengan kamu? Apakah kamu yang sekarang sama dengan kamu yang dulu? 

Alhamdulillah..


Kutipan : Berikut Penjelasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar