Transsekualisme
bukanlah 'penemuan modern'. Sebaliknya ini hanya jarang maupun tak alami
sebagai variasi seks yang dilihat dan didokumentasikan sejak jaman dulu. Dalam
banyak masyarakat termasuk masyarakat asli di Amerika Utara, individu-individu
transsekual mereka telah lama mendapat pilihan berpakaian dan hidup seperti
wanita termasuk bersuami. Perubahan alat Kelamin melalui operasi untuk mencapai
keinginan yang tinggi agar dapat berpakaian perempuan bukan saja 'ciptaan abad
ke dua puluh'. Dalam banyak masyarakat termasuk masyarakat jaman dulu, banyak
transseksual secara suka rela menjalani operasi untuk merubah tubuh mereka
untuk 'berganti gender'.
Metode dan efek pengebirian mudah dijumpai di mana saja oleh mereka yang hidup pada masa itu. Penggunaanya dalam menjinakkan hewan ternak menginspirasi mereka untuk memotong penis seseorang pada usia muda untuk mencegah pembentukan sifat maskulinnya. Mereka akan tetap kekanak-kanakan atau keperempuanan. Operasi-operasi ini dilakukan secara paksa kepada anak-anak pria untuk membuat mereka menurut. Operasi kepada pria yang belum baligh tidak mengubah naluri maupun identitas gender mereka meskipun itu agak mengurangi dorongan seks dan pembentukkan otot maskulin.
Metode dan efek pengebirian mudah dijumpai di mana saja oleh mereka yang hidup pada masa itu. Penggunaanya dalam menjinakkan hewan ternak menginspirasi mereka untuk memotong penis seseorang pada usia muda untuk mencegah pembentukan sifat maskulinnya. Mereka akan tetap kekanak-kanakan atau keperempuanan. Operasi-operasi ini dilakukan secara paksa kepada anak-anak pria untuk membuat mereka menurut. Operasi kepada pria yang belum baligh tidak mengubah naluri maupun identitas gender mereka meskipun itu agak mengurangi dorongan seks dan pembentukkan otot maskulin.
Segala ilmu tentang efek pengebirian selanjutnya dilanjutkan untuk membantu transseksual. Selama ribuan tahun, jutaan transseksual secara sukarela mencari dan menjalani operasi yang lebih berisiko dan juga yang dapat memberi hasil yang lebih dramatis dibandingkan pengebirian. Dalam operasi-operasi ini transseksual-transseksual dikebiri sepenuhnya dengan membuang penis, testis dan skrotum. Disamping itu bagian luar alat kelamin kerap kali diubah bentuk lebih kurang seperti vulva perempuan. Operasi-operasi transseksual sudah terkenal sejak zaman Yunani kuno lebih-lebih lagi di zaman Roma kuno yang permisif dalam hal seksual dan menyerapkan dalam budayanya berbagai 'upacara-upacara keagamaan' yang memberi 'wanita' yang dihasilkan tempat dalam masyarakat.
Melalui
operasi-operasi ini tansseksual-tansseksual muda bukan saja seseorang tidak
akan menjadi pria, tetapi juga akan mempunyai alat kelamin yang terlihat seperti
alat kelamin wanita. Meskipun tidak memiliki vagina maupun memperoleh efek
pemfeminian dari hormon-hormon wanita, transseksual-tansseksual muda dahulu kala
masih dapat hidup lebih berarti sebagai wanita setelah menjalani operasi
tersebut.
Sekarang pun begitu banyak transseksual muda di India dan Bangladesh yang begitu tertekan, lari dari rumah untuk menjadi anggota kasta 'Hijra'. Untuk itu remaja-remaja ini secara sukarela menjalani operasi mengembiri yang dilakukan dalam kondisi primitif seperti dizaman purba dengan menggunakan opium untuk anestesi. Kebanyakkan mereka menjalani operasi saat remaja sebelum baligh yang memberi seperti foto di bawah. Mengembiri sejak kecil menghindari banyak dari mereka yang membentuk sifat-sifat seksual sekunder pria (kecuali suara pecah dan menjadi parau) dan tubuh mereka tetap lembut, kekanak-kanakan dan keperempuanan.
Bertentangan dengan mitos yang populer, pengembirian keseluruhan setelah masa pubertas tidak akan memperlambat naluri seksual seseorang. Hasil dari pengebirian keseluruhan setelah pubertas, seorang Hijra muda membentuk kemampuan rangsangan seksual dan orgasme baru. Dampak psikologis setelah operasi tersebut biasanya melumpuhkan libido pria normal namun dampaknya kepada transseksual perempuan remaja. Pembedahan dapat memberikannya kebebasan dan pernyataan sensual dan berahi yang lebih lengkap. Seperti kasus wanita-wanita transseksual modern pasca pembedahan, banyak Hijra bisa merasa sensual di bagian dalam kemaluan yang tersisa (meskipun mereka kekurangan saraf jaringan eksternal seperti yang tersisa dari pembedahan gender modern, bagian dalam bagian dari korpora kavernosa ereksi dan tentunya, prostat dengan kemampuan orgasme spasmodik , tetap). Meskipun Hijra tidak memiliki vagina, banyak menikmati (ke klimaks) tusukkan (dubur) dalam aktivitas seksual bersama leleki. Karena pengembirian eksternal mereka secara keseluruhan, kemaluan dan bagian pelvis Hijra terlihat seperti anak perempuan dan banyak lelaki di India sangat menikmati bersetubuh dengan mereka. Hijra pula menerima nasib mereka dan kemungkinan terbatas, tapi benar-benar ada, untuk mendapatkan kasih sayang sebagai wanita di dalam hidup ini.
Sekarang pun begitu banyak transseksual muda di India dan Bangladesh yang begitu tertekan, lari dari rumah untuk menjadi anggota kasta 'Hijra'. Untuk itu remaja-remaja ini secara sukarela menjalani operasi mengembiri yang dilakukan dalam kondisi primitif seperti dizaman purba dengan menggunakan opium untuk anestesi. Kebanyakkan mereka menjalani operasi saat remaja sebelum baligh yang memberi seperti foto di bawah. Mengembiri sejak kecil menghindari banyak dari mereka yang membentuk sifat-sifat seksual sekunder pria (kecuali suara pecah dan menjadi parau) dan tubuh mereka tetap lembut, kekanak-kanakan dan keperempuanan.
Bertentangan dengan mitos yang populer, pengembirian keseluruhan setelah masa pubertas tidak akan memperlambat naluri seksual seseorang. Hasil dari pengebirian keseluruhan setelah pubertas, seorang Hijra muda membentuk kemampuan rangsangan seksual dan orgasme baru. Dampak psikologis setelah operasi tersebut biasanya melumpuhkan libido pria normal namun dampaknya kepada transseksual perempuan remaja. Pembedahan dapat memberikannya kebebasan dan pernyataan sensual dan berahi yang lebih lengkap. Seperti kasus wanita-wanita transseksual modern pasca pembedahan, banyak Hijra bisa merasa sensual di bagian dalam kemaluan yang tersisa (meskipun mereka kekurangan saraf jaringan eksternal seperti yang tersisa dari pembedahan gender modern, bagian dalam bagian dari korpora kavernosa ereksi dan tentunya, prostat dengan kemampuan orgasme spasmodik , tetap). Meskipun Hijra tidak memiliki vagina, banyak menikmati (ke klimaks) tusukkan (dubur) dalam aktivitas seksual bersama leleki. Karena pengembirian eksternal mereka secara keseluruhan, kemaluan dan bagian pelvis Hijra terlihat seperti anak perempuan dan banyak lelaki di India sangat menikmati bersetubuh dengan mereka. Hijra pula menerima nasib mereka dan kemungkinan terbatas, tapi benar-benar ada, untuk mendapatkan kasih sayang sebagai wanita di dalam hidup ini.
Kebanyakkan
Hijra menghabiskan hidup mereka sebagai wanita bersama Hijra lain dalam
'kelompok keluarga', mencari nafkah dengan tampil dalam upacara tradisional di
pernikahan dan kelahiran. Banyak juga bekerja sebagai pelacur dan pengemis
dikalangan kasta India tradisional bawah. Beberapa Hijra sekarang beruntung
karena bisa mendapatkan hormon perempuan dan memfemininkan tubuh mereka dengan
pertumbuhan payudara dan membangun bentuk tubuh kewanitaan. Kombinasi
pengebirian dari remaja dan penggunaan estrogen memungkinkan beberapa Hijra
menjadi sangat jelita - meskipun mereka sayangnya, tanpa alat kelamin perempuan
(vagina) maupun diterima masyarakat sebagai perempuan.
Kasta Hijra dimulai ratusan tahun sebelumnya dalam sejarah India. Praktek ini memungkinkan transseksual lepas dari kekhawatiran pada perubahan kemaskulian ketika remaja dan memberi mereka jalan selamat, meskipun dengan posisi bawahan dalam masyarakat. Penderitaan berat yang rela dihadapi remaja-remaja transseksual muda demi menjadi 'perempuan' dengan kesadaran penuh bahwa mereka tidak akan dapat melihat keluarga masing-masing selamanya dan menghadapi cemoohan masyarakat seumur hidup, membuktikan realitas dan penderitaan ekstrem konflik gender yang mereka hadapi.
Banyak foto menarik tentang Hijra dapat dalam buku "Hijra-The Third Gender in India", oleh Takeshi Ishikawa. Bahkan berabad terselubung dalam rahasia kasta dan misterius, alasan tersirat (underlying condition) yang memaksa remaja menjadi Hijra jelas sekali adalah transseksualisme. Kata Dhanam, ketua sebuah kelompok keluarga Hijra ('Guru' Hijra):
"Kami dilahirkan dengan krisis identitas. Ini bukan hal yang ikut-ikutan atau dipelajari, tetapi naluri alami yang mendesak kami menjadi wanita." - Dhanam
Dalam dunia modern barat pun banyak gadis-gadis remaja transseksual 'menghijrakan' diri mereka. Dengan mengembiri sepenuhnya diri mereka dan kemudian mengharapkan sistem medis membuat 'penambalan', mereka berharap dapat membuat operasi gender saat muda. Beberapa gadis di Amerika Serikat pun melakukannya dan seterusnya memfemininkan diri dengan estrogen agar lekas tidak lagi dicap bukan perempuan 'kelahiran' . Sebagai jalan keluar, jumlah gadis-gadis TS yang semakin banyak di AS melakukan pengebirian diri untuk menghindari pemaskulinan terutama pada tahun '50an dan '60an ketika mana rumah sakit di AS menempatkan syarat sangat ketat keatas 'pria yang sempurna' dari operasi gender.
Sejarah lama operasi-operasi 'cara Hijra' menjangkau zaman purba hingga hari ini, dan berkelanjutan di negara-negara seperti India dan Bangladesh. Informasi rinci mengenai efek pasca pembedahan pengembirian ala Hijra memberi latarbelakang empiris penting bagi pembentukkan operasi transseksual modern.
Kasta Hijra dimulai ratusan tahun sebelumnya dalam sejarah India. Praktek ini memungkinkan transseksual lepas dari kekhawatiran pada perubahan kemaskulian ketika remaja dan memberi mereka jalan selamat, meskipun dengan posisi bawahan dalam masyarakat. Penderitaan berat yang rela dihadapi remaja-remaja transseksual muda demi menjadi 'perempuan' dengan kesadaran penuh bahwa mereka tidak akan dapat melihat keluarga masing-masing selamanya dan menghadapi cemoohan masyarakat seumur hidup, membuktikan realitas dan penderitaan ekstrem konflik gender yang mereka hadapi.
Banyak foto menarik tentang Hijra dapat dalam buku "Hijra-The Third Gender in India", oleh Takeshi Ishikawa. Bahkan berabad terselubung dalam rahasia kasta dan misterius, alasan tersirat (underlying condition) yang memaksa remaja menjadi Hijra jelas sekali adalah transseksualisme. Kata Dhanam, ketua sebuah kelompok keluarga Hijra ('Guru' Hijra):
"Kami dilahirkan dengan krisis identitas. Ini bukan hal yang ikut-ikutan atau dipelajari, tetapi naluri alami yang mendesak kami menjadi wanita." - Dhanam
Dalam dunia modern barat pun banyak gadis-gadis remaja transseksual 'menghijrakan' diri mereka. Dengan mengembiri sepenuhnya diri mereka dan kemudian mengharapkan sistem medis membuat 'penambalan', mereka berharap dapat membuat operasi gender saat muda. Beberapa gadis di Amerika Serikat pun melakukannya dan seterusnya memfemininkan diri dengan estrogen agar lekas tidak lagi dicap bukan perempuan 'kelahiran' . Sebagai jalan keluar, jumlah gadis-gadis TS yang semakin banyak di AS melakukan pengebirian diri untuk menghindari pemaskulinan terutama pada tahun '50an dan '60an ketika mana rumah sakit di AS menempatkan syarat sangat ketat keatas 'pria yang sempurna' dari operasi gender.
Sejarah lama operasi-operasi 'cara Hijra' menjangkau zaman purba hingga hari ini, dan berkelanjutan di negara-negara seperti India dan Bangladesh. Informasi rinci mengenai efek pasca pembedahan pengembirian ala Hijra memberi latarbelakang empiris penting bagi pembentukkan operasi transseksual modern.
Sumber : Operasi kelamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar