Kamis, 11 Juli 2013

Nadia Ilmira Arkadea (1)


Kulitnya putih mulus, lekuk tubuhnya elok, wajahnya cantik. Siapa pun yang bertemu pasti tak menyangka, perempuan cantik bernama Nadia Ilmira Arkadea (30) dulunya pria bernama Agus Widoyo. Setelah mengubah kelaminnya, akhirnya keinginan Dea mengganti statusnya menjadi perempuan, dikabulkan Pengadilan Negeri Batang, Jawa Tengah. Berikut obrolan dengan Dea (Kamis, 24/12).

Bahagia dan lega ya, sekarang sudah mendapat ketetapan hukum?
Bahagia sekali. Akhirnya saya dapat pengakuan secara hukum. Ini tentunya akan memudahkan saya dalam mengurus hal-hal legal formal. Kalau ada sesuatu, saya tahu harus melapor ke mana, semisal kalau saya mendapat pelecehan seksual.

Bagaimana dengan tanggapan miring masyarakat terhadap transeksual?
Saya sering jengkel. Tidak mungkin, kan, saya menjelaskan ke masyarakat bahwa transeksual itu berbeda dengan waria. Transeksual itu muncul dari jiwa. Bahwa saya merasa tidak nyaman memiliki tubuh laki-laki. Kalau waria, kan, tidak. Dia masih bisa memfungsikan alat kelaminnya dengan baik. Dia tidak terganggu dengan alat kelamin prianya, sementara saya terganggu bahkan sampai membenci.
Secara psikis, saya memang tumbuh sebagai perempuan. Saya berprinsip, pertumbuhan psikis itu mempengaruhi pertumbuhan fisik. Kalau laki-laki biasanya main bola, saya enggak. Makanya kaki saya enggak besar. Atau biasanya laki-laki membawa air, saya tidak demikian sehingga tangan saya enggak berotot. Kalau waria, dia bisa jadi laki-laki di siang hari, lalu malam harinya jadi perempuan. Saya tidak seperti itu.
Dulu, waktu SMA, saya harus pakai celana panjang karena itu adalah regulasi. Hanya itu. Tapi kalau saya diberi pilihan, pakai celana atau rok, saya pasti pakai rok. Jadi, saya bukan laki-laki yang tiba-tiba berubah jadi perempuan. Semua ini proses yang panjang. 

Tidak gentar menghadapi pro dan kontra yang pastinya segera muncul?
Setelah banyak pemberitaan mengenai saya, saya sering mendapat caci maki atau SMS yang tidak sopan. Tadi, di bandara, ada ibu yang mendatangi dan memeluk saya sambil bilang, “I love you, Dea!” Tapi saya siap! Saya harus berani bicara untuk kepentingan orang-orang yang seperti saya. Saya tidak menyesal.

Sudah punya kiat untuk meng­hadapi semua masalah yang bakal timbul?
Saya enggak aneh-aneh. Mungkin banyak orang yang berpikiran buruk tentang waria karena perilaku waria yang tidak mengenakkan. Kalau saya, kan, enggak. Saya berpakaian seperti wanita sesuai dengan usianya. Saya juga enggak suka pakai baju terbuka, makanya saya enggak diomongin. Keluarga juga enggak terganggu karena perilaku saya enggak aneh-aneh. Saya berusaha menjaga itu.

Bagaimana kisahnya sampai akhirnya menjadi Dea?
Sejak kecil saya menyadari, ada perbedaan pada diri saya. Ketika saya lahir menangis, mungkin sudah mau mengatakan, ada sesuatu yang salah. Masalahnya, ketika dihadapkan pada sebuah kehidupan yang memiliki aturan dan harus diikuti, harus saya yakini bahwa itu adalah suatu perjuangan. Sejak kecil saya sudah merasakan bahwa saya bukan laki-laki. Selepas SMA, saya sudah mengenakan pakaian wanita dan memanjangkan rambut. Saya mengalami pertentangan batin sejak lama dan saya hanya menunggu “golden moment” saja di mana saya cukup siap mental dan finansial untuk bisa merealisasikan apa yang menurut saya harus dibetulkan. Ketika saya sudah bekerja dan bisa membiayai operasi (perubahan kelamin, Red.) di usia 25 tahun.
Ini bukan bentuk pemberontakan. Ini suatu tindak lanjut. Ketika saya diberi opsi untuk memilih jadi laki-laki atau perempuan, saya akan memilih jadi perempuan. Sayangnya tidak ada opsi, jadi saya harus menjalani peraturan yang berlaku. Ini hanya bentuk ketaatan pada lembaga, baik keluarga, sekolah, dan lain-lain.

(Bersambung)


1 komentar:

  1. Find Out which is the best casino for United States 2021 - DrmCD
    We're not just going to 통영 출장샵 review any of the casinos, we have 서귀포 출장샵 the full casino ranking 오산 출장샵 on the internet, along with 충청북도 출장안마 a ranking of 나주 출장샵 the top 10 casinos in

    BalasHapus