Kulitnya putih mulus, lekuk
tubuhnya elok, wajahnya cantik. Siapa pun yang bertemu pasti tak menyangka,
perempuan cantik bernama Nadia Ilmira Arkadea (30) dulunya pria bernama Agus
Widoyo. Setelah mengubah kelaminnya, akhirnya keinginan Dea mengganti statusnya
menjadi perempuan, dikabulkan Pengadilan Negeri Batang, Jawa Tengah. Berikut
obrolan dengan Dea (Kamis, 24/12).
Bahagia dan
lega ya, sekarang sudah mendapat ketetapan hukum?
Bahagia sekali. Akhirnya saya dapat pengakuan secara hukum. Ini tentunya akan memudahkan saya dalam mengurus hal-hal legal formal. Kalau ada sesuatu, saya tahu harus melapor ke mana, semisal kalau saya mendapat pelecehan seksual.
Bahagia sekali. Akhirnya saya dapat pengakuan secara hukum. Ini tentunya akan memudahkan saya dalam mengurus hal-hal legal formal. Kalau ada sesuatu, saya tahu harus melapor ke mana, semisal kalau saya mendapat pelecehan seksual.
Bagaimana
dengan tanggapan miring masyarakat terhadap transeksual?
Saya sering jengkel. Tidak mungkin, kan, saya menjelaskan ke masyarakat bahwa transeksual itu berbeda dengan waria. Transeksual itu muncul dari jiwa. Bahwa saya merasa tidak nyaman memiliki tubuh laki-laki. Kalau waria, kan, tidak. Dia masih bisa memfungsikan alat kelaminnya dengan baik. Dia tidak terganggu dengan alat kelamin prianya, sementara saya terganggu bahkan sampai membenci.
Saya sering jengkel. Tidak mungkin, kan, saya menjelaskan ke masyarakat bahwa transeksual itu berbeda dengan waria. Transeksual itu muncul dari jiwa. Bahwa saya merasa tidak nyaman memiliki tubuh laki-laki. Kalau waria, kan, tidak. Dia masih bisa memfungsikan alat kelaminnya dengan baik. Dia tidak terganggu dengan alat kelamin prianya, sementara saya terganggu bahkan sampai membenci.
Secara psikis, saya memang tumbuh
sebagai perempuan. Saya berprinsip, pertumbuhan psikis itu mempengaruhi
pertumbuhan fisik. Kalau laki-laki biasanya main bola, saya enggak. Makanya
kaki saya enggak besar. Atau biasanya laki-laki membawa air, saya tidak
demikian sehingga tangan saya enggak berotot. Kalau waria, dia bisa jadi
laki-laki di siang hari, lalu malam harinya jadi perempuan. Saya tidak seperti
itu.
Dulu, waktu SMA, saya harus pakai
celana panjang karena itu adalah regulasi. Hanya itu. Tapi kalau saya diberi
pilihan, pakai celana atau rok, saya pasti pakai rok. Jadi, saya bukan laki-laki
yang tiba-tiba berubah jadi perempuan. Semua ini proses yang panjang.
Tidak gentar
menghadapi pro dan kontra yang pastinya segera muncul?
Setelah banyak pemberitaan mengenai saya, saya sering mendapat caci maki atau SMS yang tidak sopan. Tadi, di bandara, ada ibu yang mendatangi dan memeluk saya sambil bilang, “I love you, Dea!” Tapi saya siap! Saya harus berani bicara untuk kepentingan orang-orang yang seperti saya. Saya tidak menyesal.
Setelah banyak pemberitaan mengenai saya, saya sering mendapat caci maki atau SMS yang tidak sopan. Tadi, di bandara, ada ibu yang mendatangi dan memeluk saya sambil bilang, “I love you, Dea!” Tapi saya siap! Saya harus berani bicara untuk kepentingan orang-orang yang seperti saya. Saya tidak menyesal.
Sudah punya
kiat untuk menghadapi semua masalah yang bakal timbul?
Saya enggak aneh-aneh. Mungkin banyak orang yang berpikiran buruk tentang waria karena perilaku waria yang tidak mengenakkan. Kalau saya, kan, enggak. Saya berpakaian seperti wanita sesuai dengan usianya. Saya juga enggak suka pakai baju terbuka, makanya saya enggak diomongin. Keluarga juga enggak terganggu karena perilaku saya enggak aneh-aneh. Saya berusaha menjaga itu.
Saya enggak aneh-aneh. Mungkin banyak orang yang berpikiran buruk tentang waria karena perilaku waria yang tidak mengenakkan. Kalau saya, kan, enggak. Saya berpakaian seperti wanita sesuai dengan usianya. Saya juga enggak suka pakai baju terbuka, makanya saya enggak diomongin. Keluarga juga enggak terganggu karena perilaku saya enggak aneh-aneh. Saya berusaha menjaga itu.
Bagaimana
kisahnya sampai akhirnya menjadi Dea?
Sejak kecil saya menyadari, ada perbedaan pada diri saya. Ketika saya lahir menangis, mungkin sudah mau mengatakan, ada sesuatu yang salah. Masalahnya, ketika dihadapkan pada sebuah kehidupan yang memiliki aturan dan harus diikuti, harus saya yakini bahwa itu adalah suatu perjuangan. Sejak kecil saya sudah merasakan bahwa saya bukan laki-laki. Selepas SMA, saya sudah mengenakan pakaian wanita dan memanjangkan rambut. Saya mengalami pertentangan batin sejak lama dan saya hanya menunggu “golden moment” saja di mana saya cukup siap mental dan finansial untuk bisa merealisasikan apa yang menurut saya harus dibetulkan. Ketika saya sudah bekerja dan bisa membiayai operasi (perubahan kelamin, Red.) di usia 25 tahun.
Sejak kecil saya menyadari, ada perbedaan pada diri saya. Ketika saya lahir menangis, mungkin sudah mau mengatakan, ada sesuatu yang salah. Masalahnya, ketika dihadapkan pada sebuah kehidupan yang memiliki aturan dan harus diikuti, harus saya yakini bahwa itu adalah suatu perjuangan. Sejak kecil saya sudah merasakan bahwa saya bukan laki-laki. Selepas SMA, saya sudah mengenakan pakaian wanita dan memanjangkan rambut. Saya mengalami pertentangan batin sejak lama dan saya hanya menunggu “golden moment” saja di mana saya cukup siap mental dan finansial untuk bisa merealisasikan apa yang menurut saya harus dibetulkan. Ketika saya sudah bekerja dan bisa membiayai operasi (perubahan kelamin, Red.) di usia 25 tahun.
Ini bukan bentuk pemberontakan.
Ini suatu tindak lanjut. Ketika saya diberi opsi untuk memilih jadi laki-laki
atau perempuan, saya akan memilih jadi perempuan. Sayangnya tidak ada opsi,
jadi saya harus menjalani peraturan yang berlaku. Ini hanya bentuk ketaatan
pada lembaga, baik keluarga, sekolah, dan lain-lain.
(Bersambung)
Sumber : Nadia Ilmira Arkadea
Find Out which is the best casino for United States 2021 - DrmCD
BalasHapusWe're not just going to 통영 출장샵 review any of the casinos, we have 서귀포 출장샵 the full casino ranking 오산 출장샵 on the internet, along with 충청북도 출장안마 a ranking of 나주 출장샵 the top 10 casinos in